Semoga Hari ini pikiran kita lebih terbuka bagi jalan baru yang terang menuju keberhasilan kita. Aamiin (Dede Usman)

POLA DASAR HUKUM PENCIPTAAN

Hukum dasar Fisika menyatakan, bila suatu Dzat yang sempurna menciptakan sesuatu, maka ciptaanNya akan dilandasi oleh kesempurnaan diriNya. Setiap Hukum yang dibuatNya adalah kekal, dan segalanya akan berlangsung simetris, mematuhi hukum kekekalan.

Sebuah Sistem yang baik harus simetris. jika berubah cara tertentu, mereka akan tampak sama dengan memperlihatkan suatu keteraturan. Keteraturan demikian secara tidak langsung membuktikan kekekalan itu. Jika sebuah hukum fisika keteraturanya dala keadaan simetris (seimbang), misalnya pusingan, maka ia akan mengekalkan pusingan itu. Bila sebuah benda berpusing kekiri, maka harus ada pasangan yang berpusing kekanan untuk mengekalkannya.

Apa yang dinyatakan hukum fisika tersebut dapat kita buktikan kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari. Siang berpasangan dengan malam, barat dengan timur, delap dengan terang, racun dengan obat, atas dengan bawah, naik dengan turun, negatif dengan positif, benar dengan salah dan seterusnya.

Hasil penelitian juga menyatakan bahwa alam raya yang kita tinggalimerupakan teknologio komputer mahabesar, yang komponen-komponen sistemnya (galaksi, bintang, planet, satelit, dan sebagainya) bekerja dan berevolusi sangat teratur mematuhi hukum-hukum fisika. Sang Maha Teknologiwan sebagai pencipta komputer mahabesar menciptakan alam raya ini dengan kepastian matematis.

Bahkan Mahateknolgiwan itu telah melengkapi teknologi penciptaanya dengan empat (4) jilid buku panduan. Jilid pertama diberi nama Taurat yang menjelaskan ilmu pembuatan komputer mahabesar itu. Jilid kedua diberi nama Zabur, menjelaskan tentang teknologi pembuatannya. Jilid ketiga diberi nama Injil, menjelaskan tentang hukum-hukum pembuatannya. Jilid ke empat diberi nama Alquran, merupakan gabungan ilmu-teknologi-hukum pembuatannya, dilengkapi dengan kesimpulan atas tanggapan komponen-komponen khusus itu agar melaksanakan fungsi tugas, mengikuti hukum-hukumNya yang berlaku.

Dalam hubungannya dengan hukum dasar fisika yang dikemukakan diatas, kita dapat menamukan pula kenyataan langsung dalam buku panduan yang keempat (Alquran), sekaligus pembritahuan nama Teknologiwan itu, diantaranya pada surat Yaasiin ayat 36 :

" Maha suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang dijadikan bumi dan diri mereka (sendiri), maupun dari apa (saja) yang tidak mereka ketahui."

kata "bumi" pada ayat tersebut mengandung arti sangat luas, dalam ukuran besarnya berarti "alam raya", karena bumi atau alam raya adalah tempat tinggal kita. Dengan demikian melalui ayat tersebut Mahateknologiwan membaritahukan bahwa alamraya dan segala isinya diciptakan dengan landasan hukum-hukum fisika, yang secara tidak langsung menyatakan pula bahwa diriNYa adalah Dzat yang sempurna.

Empat Dimensi
Setiap mendengar atau membaca kata "empat dimensi", nampaknya bukan hanya masyarakat ilmiah saja, namau masyarakat umum pun akan akan langsung teringat kepada ilmuwan besar abad 20, Albert Einsten. Sesungguhnyalah, memalui rumusan empat-dimensi ruangwaktu tersebut nama Einstein mulai terkenal dengan teori kenisbian khususnya.

Dalam teorinya itu Einsten menyatakan ruangwaktu terdiri atas empat dimensi, yang membusuk menjadi tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu. Dan setiap mendengar kata "tiga-dimensi ruang", yang terbayangkan adalah bentuk ruang yang dibatasi oleh panjang-lebar-tinggi. Sedikit sekali atau mungkin tidak ada yang membayangkan dalam arti lain itulah yang dimaksudkan sebagai empat dimensi.

Agar lebih mudah memahami yang dimaksud dengan empat dimensi, disini kita akan menggunakan contoh sederhana buah kelapa. Buah kelapa bentuknya bundar. Pada pndangn pertama kita melihatruang buah kelapa itu diisi oleh lapisan kulit yang disebut sabut. Ia meiliki garis pemisah dua belahan, seperti garis khtulistiwa pada bola bumi, yang membagi bumu kedalam dua belahan, utara da selatan.

Selain bentngan permukaan kulit,sabut kelaa juga memiliki bentangan ke dalam. Kita mengenalnya sebagai ketebalan sabut, membentang dari permukaan hingga batas luar batok. Lingkaran batok kelapa adalah atas dimensi pembalikan ruang. Sifat pembalikan ruang ini sama seperti garis khatulistiwa dipermukaan buah atau permukaan bumi. Bedanya kalau garis khatulistiwa merupakan batas pembalik bentangan permukaan, maka batk sama seperti perbatasan lantai benua dengan laisan matel bumi. Batok itu sendiri sebagai cermin-CP (cermin Pembalikan Ruang) ang membalikan dimensi sabut kelapa ke daging kelapa yang berada dibalik sebelah dalam batok. Permukaan luar batok adalah batas bentangan dimensi-kasar.

Lingkaran permukaan luar kelapa adalah batas bentangan dimensi-halus. daging kelapa juga memiliki ketebalan daging sebagai sebagai bentangan medan ruang dimensi-halus Daging kelapa juga memiliki garis khatulistiwa seperti peda lingkaran permukaan bumi, tetapi memiliki ketebalan daging sebagai bentangan medan bentangan dimensi halus. batas bentang itu adalah permukaan lengkungan bagian dalam daging kelapa.

Setelah batas permukaan dalam daging kelapa, ruang beralih menjadi dimensi-lembut, berupa genangn air kelapa dan ruang kosong.  sekalipun air kelapa berujud genangan yang tidak stabil, namun ia menempati ruang yang memiliki lingkaran permukaan dibatas permukaan dalam daging kelapa, shingga memiliki garis khatulistiwa pembalik ruangnya, dan memiliki bentangan medan dimensinya seluasruang yang digenanginya.

Apa yang telah kita ceritakan adalah tiga dimensi perelihn ruang, dengan perubahan bentuk yang menyesuaikan, sebagai mana yang telah dirumuskan teori skalar-tensor Jordan dan Persaman gelombang Dirac. Dua dimensi ruang halus dan lembut adalah tensor urutan pertama. Sedangkan tensor urutan kedua mencakup tiga dimensi ruang kasar, ruang halus, dan lembut. Tiga dimensi tersebut dapat kita temukan pula keterangannya dalam Alqur'an sebagai berikut :

(Alloh-lah) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak akan melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang, karena itu lihat berulang-ulang, adakah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang ? (Al-mulk : 3)

Kata "langit" dalam Alqur'an adalah istilah awam, yang dalam ilmu disebut "ruang". Jadi "tujuh langit" artinya "tujuh ruang". Dan Kalau kita hitung mulai dari kulit buah kelapa, tujuh ruag itu memang dapat kita temui. Yang pertma adalah ruang yng ditempati keseluruhan buah kelapa. Jadi urutannya  adalah : Ruang kosong diluar buah kelapa, ruang yang ditempati buah kesluruhan, ruang sabut, ruang batok, ruang daging, ruang air dan ruang kosong yang mengantri air dengan dagng kelapa.

Kata "lihatlah berulang-ulang" artinya "selidiki berkali-kali. Pada penglihatan pertama kita melihat ruang besar. Pada penglihtan kedua dalam ruang besar kita melihat buah keapa. Pada penglihatan ketiga, ketika buah kelapa dikupas, kita meihat lapisan-lapisan isinya. tetapi penglihat kita itu baru penglihatan-tampak atau alam ujud-tampak. Karena Yaasiin ayat 36 menytakan bahwa yang nampak (yang dikethui) itu semuanya berpasangan dengan yang tidak nampak (yang tidak diketahui). Yang tidak diketehui itu adalah antibuah kelapa, yang mengisi ruang kosong yang ditempati buah kelapa. Dalam persamaan Dirac disebut "lubang". Ia adalah antiquark yang memunculkan zarah rasa quark, sebagaimana disebutkan dalam Almulk ayat 4 :

Kemudian padanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan (apapun yang) cacat, dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.

"Pandanglah sekali lagi" artinya "selidiki lebih dalam lagi". Apa yang muncul dalam buah kelapa  adalah rasa (quark). Dan kita menyelidiki rasa, mau tidak mau kita kita harus berbalik menyelidiki air, daging, batok, dan sabut kelapa, karena masing-masing dimensi tersebut memeiliki rasa : rasa air, rasa daging, rasa batok, dan rasa sabut. Kenyataanya untuk dapat mengetahui kehadiran quark, para fisikawan dinegara-negara maju termasuk Jepang, harus membuat mesin pemercepat (accelerator) dan penumbuk (collider) zarah yang menghabiskan biaya demikian besar. Salah satu mesin pemercepat zarah yng terkenal adalh CERN di Jenewa, Swiss, berupa lorong bawah tanah yang dengan lingkaran 4,7 km melingkari kota.

Setelah melalui berbagai kesulitan dan kegagalan, barulah tiga puluh tahun kemudian sejak munculnya gagasan quark, para fisikawan dapat menemukan zarah rasa itu dengan memepercepat gerakan zarah-zarah bagian atom pada lorong tersebut hingga tingkat panas 28 milyar derajat, lalu ditumbukan, menghasilkan hamburan cahaya . Dari hamburan cahaya itulah mereka menemukan yang dicarinya. Kita dapat membayangkan, betapa sulitnya segaris cahaya diantara miliaran berkas sinar itu. Jauh lebih sulit dari mencari sebatang jarum pada tumpukan jerami. Karena itulah Tuhan mengatakan "penglihatanmu itu pun dala keadaan payah". Namun begitulah dunia ilmu dalam mencari kebenaran.

Pola Dasar
Kalau dalam mencari kebenarn ilmunya demikian sulit, rumusan pola pengturannya sendiri sangat sederhana. Rasa dalah zarah yang menebari medan nuklirkuat. Medan nuklirkuat adalah teng sisa pengikatan antiquark dialam terbalik atau anti alam raya. regangan nuklirkuat hanya 1/3 kepadatan tenaga antialamraya. Artinya antialamraya (dalam istilah agama adalah alam baka) memiliki kepadatan tenaga 2/3. Ini adalah keganjilan nuklirkuat, shingga para fisikawan zarah menyatakan alam raya tidak seimbang, sebab alam raya berpuisng ke kiri dengan nilai 1/3, dikekalkan oleh anti alam ray yang berpusing ke kanan dengan nilai 2/3, yang artinya tidak simetri.

Tetapi bila kita mengambil landasan aksioma kedua Hausdorff keseimbangan itu akan terlihat jelas. Aksioma tersebiut manjelaskan : Jika P1 dan P2 merupakan dua tenagadari titik p yang sama, maka harus hadir tenaga P3 yang mengisi didalam P1 dan P2. Artinya jika dua tenaga kita dua lingkaran, dan titik p berada diantara titik mereka, maka titik P3 masing-masing memiliki1/3 kepadatan tenaga.

Titik p adalah pusat keseluruhan ruang (kekuatan maha = superforce). P3 adalah perhimpitan ruang P1 dan P2, sehingga sifatnya netral. Tetapi karena 

(bersambung...)

2 komentar:

Komentar Anda