Semoga Hari ini pikiran kita lebih terbuka bagi jalan baru yang terang menuju keberhasilan kita. Aamiin (Dede Usman)

Berani Merdeka, Merdeka Dengah Berani.. (Sebuah kenangan, Merayakan 17 Agustus)

Tujuh belas Agustus, tinggal beberapa hari lagi. Apa yang penting? Bagi anda, mungkin tidak, kecuali dihalaman rumah terpasang bendera merah putih sepanjang jalan...?

Tujuh belas Agustus, jika dikaji lebih dalam mengandung heroisme bangsa yang paling hakiki. Bukan soal teks proklamasi yang mengdebarkan, karena saat membacanya diiringi dentuman meriam berkali-kali.
Atau upacara yang magis. tetapi perjuangan dibaliknya. Perjuangan sebelum kemerdekaan terjadi. rakyat telah menukar perjuangan dengan keringat, darah dan airmata, bahkan nyawa.
Mengagumnkan. Kita menangis mengenangnya. Hari ini, para rakyat, yang nenek moyangnya pemberani, hanya sempat melihat kemerdekaan sebagai seremonial belaka. Tidak ada yang lebih penting dari ini?

Ubahlah Nasib Anda Sendiri
Perang Kemerdekaan. Lihatlah, bagaimana rakyat kecil menantang dengan keberanian. Mereka tanpa senjata, berbekal hanya senjata bambu runcing atau hanya sebilah pedang. Namun KEBERANIANNYA berhadapan dengan penjajah yang memiliki organisasi militer paling sigap, dana tak terbatas, meriam pesawat tempur, dan senjata otomatis, tak mampu menghalangi unutuk berebut kemerdekaan.

Jika Anda hari ini mengalami hal yang sama seperti suasana jauh sebelum merdeka, apakah anda berani melakukan hal yang serupa?

Saya bertaruh, sebagian besar akan mengatakan "tidak mungkin" untuk melawan. Atau tidak mungkin untuk memulai perlawanan. Tindakan ini dianggap sebagai kekonyolan, dan mungkin dianggap gila.

Ketika orang lain menganggap sesuatu tidak masuk akal dan anda melakukannya, anda termasuk dalam kategori orang-orang yang dianggap gila. Tetapi Indonesia tidak akan pernah merdeka tanpa "perjuangan-perjuangan gila" itu.

Di zaman itu, selain banyak yang berkeliaran penjajah yang siap menerkam dan membunuh secra kejam para pemberani, juga berkeliaran 'belanda-asli-Indonesia' yang keji. Mereka adalah para pengkhianat bangsa, yang menjual rakyat, kekayaan alam dan harga diri bangsa.

Mereka menukar martabatnya demi pangkat, jabatan, wanita bahkan harta yang diinginkannya. Jika hari ini, kita dapati pemimpin yang memiliki sikap seperti itu, sebenarnya mereka tak ubahnya seperti 'belanda-asli-indonesia' tersebut yang sedang bermetamorfosa, yang sedang berusaha menghilangkan hakikat anak bangsa untuk merdeka.

Karena itu, mulai hari ini, Mari kita bersama-sama menyerukan : Beranilah Mengubah Diri Sendiri. Jadilah Perwira Sejati. Jangan bergatung kepada Siapapun, kepada kepada Tuhan. Optimalkan otak kanan, dimana keberanian mendahului rasa. Rasa takut, rasa berhitung kalah menang, rasa minder, bahkan rasa kalah sebelum bertanding.

Kita tidak perneh merdeka dan tidak akan pernah merasa merdekajika tidak ada pemuda, elemen-elemen rakyat yang medahulukan keberanian daripada rasa.

Bukankah sejak itu mereka mulai berfikir dengan otak kanan? Berani Merdeka dan Merdeka dengan Berani.

Hari ini, anda tidak memiliki apa-apa, modalpun tak punya. Pengalaman apa lagi. Tetapi selama Anda memiliki CITA-CITA, kemamuan dan mau belajar, contohlah sebagaimana para pendahulu bangsa inimerebut kemerdekaan Indonesia. BERANI.

Hanya bangsa yang mau memulai menjadi bangsa yang berwirausahalah yang akan mampu mngisi kemerdekaan yang dicita-citakan bangsa ini. Kewirausahaan akan menjadi penghubung kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran.

Bangsa ini telah meninggalkan kewirausahaan karena peran para 'belanda-asli-Indonesia' masih dominan dinegara ini. Pilihannya, menyingkirkan 'belanda-asli-Indonesia' dari bumi pertiwi atau menyegerakan kebangkitan tumbuh dinegari ini.

Sekarang, nikmati keberanian-kebaranian itu, dan jadilah pribadi yang merdeka. Pribadi seorang pewirausaha.

Dirgahayu Indonesiaku....

Salam pelangi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda