Jawabanya kita terlambat merevolusi mindset. Terlambat mengubah secara cepat cara pandang dan berfikir bagaimana membangun sebuah bangsa yang mandiri, kreatif dan berkesajahteraan tinggi, begitu kita mendeklarasikan kemerdekaan.
Semenjak bangsa kita merdeka, hingga kini para pemimpin bangsa gagal membangun manusia Indonesia, dan membangun mindset sebagai bangsa yang besar. Para pemimpin terlalu berfokus pada pembangunan fisik, dan keduniaan semata, serta sibuk berkelahi mencari jabatan dan kedudukan. Kita tidak pernah memiliki seorang pemimpin yang mebangun dan merevolusi mindset sebagai bangsa yang merdeka dengan sebenar-benarnya. Alhasil kita menuai sebuah generasi yang secara fisik sudah merdeka, namun secara mental tidak lebih dari generasi 'Walanda hurik" yang pernah berjaya dan berkolaborasi dengan para penjajah negeri kita enem puluh tujuh yang lalu.
Generasi Walanda hurik, Ya, mereka yang tidak berpihak kepada bangsa, suka menjual kekayaan negara untuk kepentingan pribadi, berlindung untuk kemajuan bangsa tetapi hanya untuk kepentingan diri sendiri, dan yang paling menyakitkan adalah : mereka membuat kebijakan yang memelaratkan bangsa, menghancurkan ekonomi bangsa pribumi. Mereka belajar dengan subsidi uang rakyat, tetapi ilmunya digunakan untuk membunuh rakyat.
Dengan lantangnya, mereka menyebut para rakyat jelata, mereka-mereka yang diluar kekuasaan, dan masyarakat akar rumput, sebagai generasi 'inlander' yang tidak perlu dikasihani karena inilah konsekuensi globalisasi.
350 tahun! tidak mudah untuk mengubah mindset secara pelan-pelan. Berharap dari negara dan pejabatnya untuk mengubah keadaan? Mereka sibuk berebut jabatan.
Dirgahayu Indonesiaku..!!
Salam pelangi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar