“Kita sudah cukup lama menangis, janganlah menangis lagi, berdirilah di atas kedua kakimu, dan jadilah manusia………..
Punyailah keyakinan bahwa
saudara-saudara dilahirkan untuk berbuat mulia, wahai anak-anak muda.
Jangan sampai karena mendengar suara anak anjing menyalak saudara
menjadi takut, jangan. Jangan menjadi penakut sekalipun saudara
mendengan dentuman guntur di langit. Tetaplah berdiri tegak dan teruslah
berjuang. Nagaramu membutuhkan pahlawan-pahlawan sejati. Maka, jadilah
pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa. Berdirilah teguh laksana batu
karang yang kokoh. Kebenaran selalu menang……
Apa yang menyebabkan engkau
menangis, sahabatku ? Didalam dirimu semua bersemayam kekuatan.
Kumpulkahlah segenap daya kekuatan itu, maka dunia ini akan rebah
dibawah telapak kakimu…..
Bangunlah. Beranilah. Kuatlah. Pikul
semua tanggungjawab di atas pundakmu. Ketahuilah, wahai saudaraku,
engkau adalah pencipta nasibmu sendiri. Segala kekuatan dan dorongan
yang engkau butuhkan ada di dalam dirimu sendiri. Maka dari itu,
ciptakanlah hari depanmu” (Swami Vivekananda) .
Kutipan di atas secara sadar meyakinkan
kita dan sekaligus perenungan betapa pemuda merupakan sosok yang kuat tetapi
perlu motivasi, kelompok yang memiliki peran tetapi butuh arena.
Kelompok yang menentukan masa depan tetapi perlu diberikan kesempatan
dan kelompok potensial yang dapat apa saja namun perlu pengakuan.
Sejarah telah mencatat betapa peran dan kiprah pemuda dalam melakukan
perubahan peradaban, dan pencerahan sangatlah menentukan tidak
terkecuali dalam kehidupan politik. Berdirinya Boedi Oetomo, Soempah
Pemoeda, perjuangan membela kemerdekaan, sampai pada gerakan reformasi
merupakan kerja politik idealisme pemuda. Sosok idelaisme, sikap kritis
yang dimiliki pemuda selalu risau terhadap kemapanan. Berpihak kepada
yang terpinggirkan, pembela kaum miskin, ketidakadilan dan kaum
tertindas. Tidak mengherankan apabila Bung Karno mengatakan “berikan aku
sepuluh pemuda, maka aku akan dapat memindahkan gunung itu”. Artinya
sebagai kelompok anomik dalam struktur politik, pemuda memiliki
kekuatan laten dan manifest yang patut dibangkitkan, diberikan ruang dan
arena untuk berkiprah, mengasah kreatifitas dan inovasi bagi tumbuhnya
generasi yang memiliki keadaran, kemampuan dan tanggungjawab bagi diri
dan bangsanya. Peran dan kiprah pemuda tidak saja ditujukan pada situasi anomalis,
ketika negara dalam keadaan chaos, justru dalam keadaan normal,
idealisme pemuda sangat diperlukan untuk mengawal setiap proses
kehiduapan ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan kemanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar