Semoga Hari ini pikiran kita lebih terbuka bagi jalan baru yang terang menuju keberhasilan kita. Aamiin (Dede Usman)

Sebuah Catatan di hari Sumpah Pemuda

“Kita sudah cukup lama menangis, janganlah menangis lagi, berdirilah di atas kedua kakimu, dan jadilah manusia………..
Punyailah keyakinan bahwa saudara-saudara dilahirkan  untuk berbuat mulia, wahai anak-anak muda. Jangan sampai karena mendengar suara anak anjing menyalak saudara menjadi takut, jangan. Jangan menjadi penakut sekalipun saudara mendengan dentuman guntur di langit. Tetaplah berdiri tegak dan teruslah berjuang. Nagaramu membutuhkan pahlawan-pahlawan sejati. Maka, jadilah pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa. Berdirilah teguh laksana batu karang yang kokoh. Kebenaran selalu menang……
Apa yang menyebabkan engkau menangis, sahabatku ? Didalam dirimu semua bersemayam kekuatan. Kumpulkahlah  segenap daya kekuatan itu, maka dunia ini akan rebah dibawah telapak kakimu…..
Bangunlah. Beranilah. Kuatlah. Pikul semua tanggungjawab di atas pundakmu. Ketahuilah, wahai saudaraku, engkau adalah pencipta nasibmu sendiri. Segala kekuatan dan dorongan yang engkau butuhkan ada di dalam dirimu sendiri. Maka dari itu, ciptakanlah hari depanmu” (Swami Vivekananda) .


Kutipan di atas secara sadar meyakinkan kita dan sekaligus perenungan betapa pemuda merupakan sosok yang kuat tetapi perlu motivasi, kelompok yang memiliki peran tetapi butuh arena. Kelompok yang menentukan masa depan tetapi perlu diberikan kesempatan dan kelompok potensial yang dapat apa saja namun perlu pengakuan. Sejarah telah mencatat betapa peran dan kiprah pemuda dalam melakukan perubahan peradaban, dan pencerahan sangatlah menentukan tidak terkecuali dalam kehidupan politik. Berdirinya Boedi Oetomo, Soempah Pemoeda, perjuangan membela kemerdekaan, sampai pada gerakan reformasi merupakan kerja politik idealisme pemuda. Sosok idelaisme, sikap kritis yang dimiliki pemuda selalu risau terhadap kemapanan. Berpihak kepada yang terpinggirkan, pembela kaum miskin, ketidakadilan dan kaum tertindas. Tidak mengherankan apabila Bung Karno mengatakan “berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan dapat memindahkan gunung itu”. Artinya sebagai kelompok anomik dalam struktur politik, pemuda memiliki kekuatan laten dan manifest yang patut dibangkitkan, diberikan ruang dan arena untuk berkiprah, mengasah kreatifitas dan inovasi bagi tumbuhnya generasi yang memiliki keadaran, kemampuan dan tanggungjawab bagi diri dan bangsanya. Peran dan kiprah pemuda tidak saja ditujukan pada situasi anomalis, ketika negara dalam keadaan chaos, justru dalam keadaan normal, idealisme pemuda sangat diperlukan untuk mengawal setiap proses kehiduapan ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan kemanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda